Sunday, August 29, 2010

Puasa di Belanda

Saat ini siangnya lebih lama, jadi dengan imsyak jam 5. 11 kami baru akan berbuka sekitar jam 20. 40. Lama banget. Untung (ato buntung) cuacanya gloomy terus jadi gak bakalan kehausan kayak di Indonesia. Tapi tetap aja tidak bisa jadi keuntungan karena aku bukan pecinta tidur (spy tidak dibilang penderita insomnia). Jadi dah klo lagi di apartmen aku OL terus karena interntnya kencang sekaleee.....seandainya aja di kampusku di samarinda kencang kayak gini mungkin dah habis tuh gigapedia books kuambil semua. Apa ya menu hari ini, yang pastinya serba terbatas karena blm sempat belaja di AH.

Friday, August 27, 2010

Hari pertama di Belanda






Akhirnya hari yang ditunggu-tunggu itu tiba juga. Yup, 25 Agustus adalah jadwal keberangkatanku dari Bandara Soetta. Sampai di Soetta ketemu teman2 lain selain Ferdinad. Jadi total rombongan kami ada 8 orang. 1 ke amsterdam, dian cs ke groningen sementara aku ma ferdi ke deventer. Agak kaget jg ternyata mereka bw kopernya dua tp kecil2...nah lhoooo katanya kemaren di neso koper harus satu aja and maksimal 30 kg. Sampai akhirnya aku beli koper yang 28" dengan isinya total 32 kg! Kebayang gak badanku yang kecil membawa koper segede gajah itu. Duh semua informasi neso harus di cross check deh jangan ditelan mentah-mentah.
Di Soetta dikerjain lagi ma petugas (tidak boleh disebutkan namanya). Dia bilang kita over bagasi 20 kg lucunya dia minta bayar terserah kita. Gimana urusannya? lha kalo ditotal kan bawaan kami malah kurang dari total bagasi seharusnya karena yang cowok2 kan bawaanya cuma 20 kg?? Tapi ya udah lah akhirnya kami bayar aja waktu itu sekita 200rb, anggap aja amal di bulan Ramadhan. Itulah Indonesia, susah banget menghilangkan budaya korupsi....sighh kapan mau maju kalo gitu?
Jam 18.30 naik Malaysia Airlines (kenapa juga) transit 2 jam di KL international airport. Waktu segitu kami manfaatkan untuk istirahat dan menjamak sholat magrib dan Isya. Sayangnya jarak antara ruang tunggu dan suraunya agak jauh jadi capek jg bolak-balik. Stand free internetnya juga sedikit jadi kita gak berminat antri. Udah gitu karena penyakit lupaku (biasaaaa), aku benar2 lupa membuka roaming internasionalku. Alhasil nomor haloku sama sekali gak bisa dihubungi. Untung ada XL yang langsung detect otomatis.
Jam 23.35 pesawat berangkat lagi menuju Amsterdam. Menempuh pererbangan selama 12 jam aku pusing sekali. Minum Paramex yang sengaja kubawa, berharap bisa tidur. Ternyata gak ngaruh sama sekali, pusingnya sih hilang tapi tetap aja gak bisa tidur. Akhirnya bete banget malam itu. Meskipun di TV banyak channel yang bisa ditonton aku gak berminat karena takutnya nih mata makin besar meleknya. Banyak makan dipesawat juga tidak membantu membuatku ngantuk, akhirnya ya udah pasrah saja.
Jam 6.35 nyampe di Schiphol Airport di Amsterdam, disambut dengan hujan yang amat deras dan berangin. Memang beginilah tipikal cuaca di Belanda katanya, jadi aku berusaha tidak kaget.
Yang bikin kaget adalah email dari Ms. Loman yang menyatakan bahwa dia tidak jadi membookingkan taxi untuk kami karena pikirnya kami akan naik trein sama-sama. Nah lhooo aku jadi sempat down mikirin gimana kami yang benar-benar hari itu baru nginjak tanah kumpeni bisa pede naik public transport? Dengan bawaan(ku) yang segunung itu??
Akhirnya dengan bismillah kami beli juga tiket kereta yang stasiunnya di bawah bandara. Jam 8.19 tepat waktu kereta berangkat. Sempat ganti jalur di Amesfoort, sekitar 10.30 kami sampai juga di last destination today....Deventer!!!
Hujan tetap berlangsung dengan deras...dari railway station kita naik taxi ke Handelskade 75 kantornya Saxion International Office. Sebenarnya jaraknya dekat paling banter 200m, tapi gak mungkinlah kami berjalan dalam hujan deras dengan bawaan yg banyak itu. Supir taxinya seperti orang Turki ato Maroko (and ternyata benar karena dalam receipt dia tulis namanya Hidayat!) Bayar taxi 7 euro. Sampai di teras kita dibantu oleh Matthew salah seorang staf di Saxion. Tapi apesnya semua pejabat di Saxion hari itu ada rapat di Enshede! Jadi stuck deh disitu sekitar 2 jam. Akhirnya datang juga utusannya Ms. Loman, Peter Meister yang ngantarin kita ke Housing di Frederik Straat. Dapatnya lantai 5 dan 6 lagi. Pake tangga (waw! lumayan banget noh naiknya). Si Peter mukanya sampai merah banget gara-gara ngankat koperku.
Tapi semua kelelahan itu rasanya terbayar ketika membuka pintu apartemen dan mendapati bahwa 2 orang di dalamnya adalah mahasiswa Indonesia. Kitchen setnya lengkap pula dengan aneka bumbu dari Indonesia....Hmmm this is my next home for 13 incoming months...Terima kasih ya Allah Rabbi yang Maha Pemurah dan Bijaksana

Sunday, August 8, 2010

My lovely Oranje

menjelang ke berangkatan ke belanda aku menjadi sedikit tegang. Memikirkan akan jauh dari keluarga kecilku yang menyenangkan. Pekerjaan2 di kampus hrs diselesaikan. Belum lagi persiapan packing yang akan menjadi luar biasa (blooom pernah ke luar negeri soalx,kasian deh gw) tapi ini semua memang harus dijalani klo gak diriku 2012 akan dipecat sebagai pengajar. There's always first time for everything....it is normal to be nervous. Bismillahirahmanirahim.....
Netherlands....here I come!